Di halaman tempat Wol disiksa, seseorang berkata kalau Wol bersalah
karena telah menggoda seorang anggota kelauarga kerajaan (Yang Myung),
ia telah diputuskan untuk di usir dari istana untuk merawat orang yang
sakit. Ia menjahit tanda pezina di pakaiannya.

Ibu Suri dan Hwon berbicara tentang teh. Hwon pura-pura tersenyum dihadapannya. Ibu Suri berkata kalau teh itu bisa membuat badannya hangat. Hwon berkata kalau teh itu mirip dengan neneknya. Ia berkata kalau Ibu Suri sudah banyak membantunya. Ibu Suri memastikan kalau ia mengingatkan Hwon berhutang padanya. Hwon membenarkan. Ibu Suri kemudian berkata kalau ia menginginkan sesuatu, maka Hwon harus mendengarkannya
.
Para menteri bertemu dengan Hwon. Mereka memberitahu Raja tentang gerhana yang akan datang, juga upacara yang akan dilaksanakan di halaman istana. Mereka menyarankan pada raja untuk berhati-hati karena gerhana adalah peristiwa besar dari surga.
Hwon setuju untuk berhati-hati. Para Menteri juga memnginformasikan kalau Wol akan dikirim ke Seohwalinseo sehari sebelum gerhana dan Yang Myung juga harus dihukum secara terpisah. Hwon menjadi marah karena Yang Myung sudah dinyatakan tidak bersalah, kenapa ia tetap dihukumMereka berkata kalau Menteri Perang sudah mengirim orang agar Yang Myung tidak keluar dari rumahnya.
Penjaga menahan Yang Myung yang ingin keluar, Yang Myung pun bertanya kenapa mereka melakukan ini, “Apa kau ingin mati?” Mereka memberitahunya kalau ini perintah kerajaan, ia dilarang keluar dari rumahnya.
Yang Myung menjadi marah dan tidak percaya Hwon melakukan ini padanya.
Para menteri sedang minum-minum. Mereka sangat senang karena akhirnya bisa menjinakkan Hwon. Salah satu menteri berkata kalau ia tidak bisa melupakan gadis yang berbicara padanya (Wol) dan bertanya-tanya apakah ada cara yang bisa membuatnya mendapatkan gadis itu.
Wol berada dalam selnya dan mendongak untuk melihat Hwon. Ia kemudian memalingkan mukanya. Hwon melihat tanda yang di jahit Wol di bajunya. Wol bertanya kenapa Hwon masuk ke tempat yang seperti ini. Hwon: “Aku datang karena aku ingin bertanya satu hal dan aku ingin satu jawaban. Kau ingin menjawab dulu atau mendengarkan jawabanku. ” Wol menjawab bagaimana ia berani memilih dulu.
Hwon: “Ketika aku bilang padamu - sampai aku tidak bingung lagi, sampai aku tahu perasaan apa ini, jangan pergi dariku -, apa kau ingat perintah itu?” Wol berkata kalau ia mengingatnya.
Hwon: “Sekarang aku sudah menemukan jawabannya. Apa yang kau katakan benar. Aku tidak melihatmu. Melalui dirimu, aku melihat gadis itu. Sekarang kau bisa pergi jauh dariku.” Wol berkata kalau ia akan melakukannya.
Hwon: “Sekarang, apa kau akan menjawabku. Apa kau ingin mengatakan sesuatu untuk terakhir kalinya?” Wol berkata kalau ia tidak ingin mengatakan apa-apa. Hwon berkata kalau ia boleh mengeluarkan kemarahannya, tapi Wol tidak marah padanya.
Hwon berjalan keluar dan menangis, saat Woon mendekatinya. Hwon bersandar padanya dan terus menangis. Hwon: “ Ia mengatakan kata-kata yang menghibur padaku, tapi aku tidak bisa mengatakan satu kata yang lembut untuknya….”
Woon: “Bukankah Yang Mulia melindunginya dengan cara Yang Mulia sendiri?
Hwon: “Aku memberinya luka yang sangat besar. Jadi apa kau pikir aku melindunginya?” Woon memegang tangan Hwon untuk menenangkannya.
Wol berkata pada dirinya sendiri kalau ia harus bisa melewati semuanya dan berharap Hwon punya hati yang kuat.
Menteri Yoon terus berpikir kalau ia pernah melihat Wol disuatu tempat sebelumnya. Ia ingat bagaimana Wol berbicara padanya. Ia kemudian teringat pada perkataan A Ri, “Kau pikir kalau ini akan bisa menyingkirkanku, tapi kau salah. Bulan di langit melihatmu dan sinar bulan akan mengakhiri hidupmu.”
Bo Kyung sedang bersiap untuk tidur. Tiba-tiba ia mendengar suara tangisan dari Bangunan Bulan tersembunyi dan menjadi sedikit takut. Dayangnya bertanya kenapa Bo Kyung jadi seperti ini. Bo Kyung melihat ke kaca dan melihat wajah Yeon Woo muda disana, ia pun sangat ketakutan dan langsung menutup kaca itu.
Ibu Suri juga mendengar suara tangisan. Ia bertanya apa dayangnya mendengar suara tangisan. Dayangnya menjawab kalau ia tidak mendengar apapun. Ibu Suri berkata kalau ia mendengar suara tangisan dari kamar itu.
Nok Young sedang berjalan dan merasakan sesuatu. Ia memandang langit dengan ketakutan. Ia paham kalau langit berusaha menghubungkan hubungan yang akan dirusaknya. Ia merasakan berkumpulnya “angin berdarah yang sedang marah” dan tidak ada seorangpun yang dapat menghindarinya.
Min Hwa menangis di kamarnya. Ia merasa ketakutan dan teringat bagaimana dokter itu memberitahu ibu Yeom kalau seseorang datang dan menanyakan tentang Yeon Woo. Min Hwa teringat ketika ia masih kecil dan melihat ritual itu. (bengawanseoul.com)Ia teringat kata-kata neneknya yang memanipulasinya sehingga ia berpikir, Yeon Woo meninggal karena dirinya.
Min Hwa dibangunkan oleh dayangnya yang kemudian memberitahu kalau suaminya tiba-tiba pulang. Min Hwa bertanya dimana Yeom. Dayangnya meminta agar Min Hwa tidak pergi, tapi Min Hwa tidak mendengarkannya.
Min Hwa pergi ke kamar Yeom saat Yeom sedang berganti pakaian dan memeluknya dari belakang. Min Hwa bertanya kenapa setelah pulang ke rumah ia tidak langsung menemuinya. Yeom berkata kalau ia ingin membersihkan diri dulu.Min Hwa berkata kalau ia sangat merindukan Yeom. Yeom pun berbalik dan memeluknya.
Ibu Suri memberitahu professor kalau ia mendengar suara tangisan. Profesor itu berkata kalau hal itu terjadi karena gerhana yang akan datang, orang yang lemah akan merasa gelisah dan bertanya apakah Ibu Suri mendengarnya. Ibu Suri membantah.
Ia menyarankan agar Ibu Suri menyuruh Nok Young untuk mengatasinya, tapi Ibu suri tidak menginginkannya. Ia meminta agar professor yang menanganinya sendiri. Ia menyarankan upacara peringatan untuk menghibur roh yang biasanya dilakukan oleh pihak Seongsucheong dan Ibu Suri merasa enggan. Ibu Suri bertanya apa ada jalan lain dan professor itu membenarkan. Ia bertanya apa itu, tapi professor itu tidak mengatakannya.
Janshil dan Seol mencoba masuk ke dalam penjara bersama Nok Young, tapi penjaga menahan mereka. Janshil memohon dengan manis supaya penjaga membiarkan mereka masuk dan penjaga itu berkata kalau mereka tidak boleh membiarkan mereka masuk. Nok Young memberi Seol uang yang kemudian diberikannya pada penjaga sebagi suapan. Mereka membiarkan Nok Young masuk. Nok Young menyuruh Seol untuk membawa Janshil pergi, tapi Seol juga ingin menemui Wol, jadi Nok Young menyuruhnya untuk mendengarkan perintahnya.
Nok Young pergi menemui Wol. Nok Young melihat darah yang membasahi baju Wol dan melihat tanda yang dijahitnya di bajunya. Nok Young memanggil Wol dengan sebutan Agi (Agassi = nona) dan menanyakan keadaan badannya, apakah ia bisa bertahan. Wol minta maaf karena ia sudah membuatnya repot. Nok Young, Janshil dan Seol pasti mengkhawatirkannya. Nok Young heran, kenapa ia selalu mengkhawatirkan orang lain.
Nok Young bercerita kalau dulu ia punya seorang teman dekat (A Ri). Di tempat ini ia terakhir kali melihatnya. Juga, permintaan terakhirnya adalah untuk melindungi Wol menggantikannya. Apapun yang terjadi. Wol , “Apakah orang itu adalah ibuku?”
Nok Young menggelengkan kepalanya, Tidak. Tapi ia berpikiran pendek sehingga usahanya untuk melindungi Wol malah membuatnya terjerumus dalam bahaya.Wol berkata kalau Nok Young selalu melindunginya. Ketika orangtuanya membuangnya, Nok Young menyelamatkannya dan membesarkannya dengan baik serta merawatnya. Ia bertanya apa Nok Young ingat ketika ia berkata kalau ia tidak mau menjadi seorang peramal dan akan bunuh diri. Nok Young memberitahunya jika Tuhan yang memilihnya, pasti ada alasannya. Bahkan jika ada siksaan maupun penderitaan, itu akan memberinya kemampuan untuk bertahan. Sejak saat itu ia mulai berpikir, tidak ada kesengsaraan tidak berarti. Walaupun rasa sakit yang dideritanya sekarang, pasti juga mempunyai alasan kenapa ia harus merasakannya. Nok Young melepaskan mantelnya dan membungkuk. Ia memberi hormat pada Wol dengan formal.
Seol dan Janshil kembali ke Seongsucheong. Beberapa gadis peramal sedang membicarakan Wol. Mereka berkata kalau Wol lebih baik mati, karena ia akan diusir. Seol menjadi marah dan mengancam akan melukai mereka dengan pedangnya, jika mereka membicarakan Wol lagi.
Nok Young memberitahu Wol kalau ia harus menghadapi penderitaan di masa depan, tapi hanya dirinya sendiri yang tahu apa yang harus dilindungi dan harus dibuang, “Tapi jangan mencari jawaban dari luar, carilah di dalam dirimu.”
Wol tidak mengerti dan meminta Nok Young untuk menjelaskannya. Nok Young berkata seberapa kuat Wol, bagaimana Wol akan menang. Ia hanya harus percaya pada dirinya sendiri, kebijaksanaannya yang akan membantunya. Nok Young menambahkan dalam hati,”Satu hal lagi, jangan memaafkanku.”
Nok Young kembali ke Seongsucheong. (bengawanseoul.com)Seol bertanya apa Nok Young akan meninggalkan Wol seperti itu. Seol sudah mempercayainya dan mengikuti semua perintahnya. Seol sangat marah karena Wol akan dibuang ke Seohwalinseo (tempat untuk pasien yang mempunyai penyakit menular) dan ia tidak bisa melindunginya lagi.
Nok Young berkata walaupun semua diselimuti kegelapan, tidak ada yang bisa menahan sinar bulan. Jadi mereka tidak bisa melakukan apapun kecuali menunggu bulan akan bersinar. Kebenaran akan muncul pada waktunya dan semuanya tergantung pada Wol.
Hyung Sun sedang berbicara dengan penuh simpati pada Hwon yang terlihat lemah. Hyung Sun menawarkan untuk membuatkannya boneka salju lagi, “Tapi ini untuk yang terakhir kali, karena ketika musim semi datang salju akan mencair dan hilang. Aku akan mengumpulkan salju terbersih, jadi aku akan membuat boneka salju untuk terakhir kalinya.” Hwon tersenyum padanya dan terlihat berterimakasih.
Wol dibawa pergi ke Seohwalinseo. Hwon dan Woon memakai pakaian bangsawan dan memandangnya. Ketika Wol menengok, mereka langsung bersembunyi.
Bo Kyung berteriak pada dayangnya. Dayangnya memberitahu kalau malam sebelumnya, Hwon pergi ke penjara bersama Woon. Bo Kyung berpikir kalau Hwon melakukan itu tidak untuk menyelamatkan Wol. Ia menjadi marah karena membiarkan Wol hidup. Ketika ia melihat kaca, ia melihat wajah Yeon Woo lagi yang membuatnya sangat ketakutan. Ia pun segera melemparnya dengan barang-barang sampai kaca itu pecah dan melukai tangannya. Dayangnya segera memanggil dokter. Hwon datang mengunjunginya.
Ketika dokter datang, Hwon pun bertanya kenapa ia ada disini. Dokter melapor kalau tangan Bo Kyung terluka.
Bo Kyung gemetar dengan tangan yang berlumuran darah. Ia berteriak supaya dayangnya tidak membiarkan seorangpun masuk, tapi Hwon tetap masuk. Ia melihat tangan Bo Kyung yang berdarah dan pecahan kaca yang berserakan. Ia meminta perban. Hwon berjalan mendekati Bo Kyung yang memalingkan mukanya dengan marah. Hwon meraih tangannya dan mulai membalutnya.
Bo Kyung: “Kau pikir hanya dirimu yang merasa menderita karena cinta pertamamu, bagaimana dengan cinta pertamaku. Kau adalah cinta pertamaku. Kau tahu bagaimana sakitnya, lebih dari yang lain ketika kau kehilangan cinta pertamamu. Bagaimana kau bisa sekejam ini?” Bo Kyung menangis dan Hwon memeluknya.
Hwon: “Terlalu banyak orang yang sedih serta menderita, aku, kamu, kakakku dan gadis itu.”
Wol berjalan di jalanan kota, orang-orang mulai melemparinya dengan batu.Ibunya juga sedang berada di tempat itu. Ia melihat Wol dan langsung mengenalinya. Ibu berusaha meraih Wol dan memanggil namanya, “Yeon Woo! Yeon Woo Ya !” Pelayannya langsung menghentikannya. Wol menengok kebelakang dan ibunya terjatuh ke tanah sehingga ia tidak melihatnya. Ibunya menangis tidak terkontrol.
Penjaga memberitahu Wol untuk mengikuti penjaga yang memakai baju biru. Wol jadi curiga dan bertanya apa mereka tidak mengantarnya ke Seohwalinseo, kemana mereka akan membawanya.
Yang Myung diberitahu oleh pembantunya kalau Wol dibawa ke tempat lain. Pembantunya berpikir kalau Wol bertemu dengan perampok. Yang Myung pun langsung keluar, ia ingin mencari Wol.
Woon menunggu diluar. Yang Myung bertanya apa yang dilakukan Woon disini. Woon berkata kalau Yang Myung tidak boleh pergi dan memintanya untuk kembali masuk ke dalam. Yang Myung bertanya apakah Woon datang sebagai temannya atau karena perintah Raja. Yang Myung menarik pedangnya dan bertanya apakah Woon takut ia akan mengayunkan pedangnya kearah yang salah. Woon adalah penjaga yang melindungi Raja.
Yang Myung: “Apa yang akan kau lakukan, menunggu sampai perintah diturunkan?” Mereka pun berkelahi.
Woon: “ Sangat berbahaya jika memegang pedang dalam keadaan marah. Tapi akan lebih berbahaya jika memegangnya karena cinta.” Mereka kembali berkelahi. Woon berhasil menjatuhkan pedang Yang Myung. Woon bertanya: “Kau marah pada siapa?” Yang Myung menjawab dan terlihat sedih: “Jika aku tahu, aku tidak akan bertindak seperti orang gila.”
Woon berkata apa Yang Myung juga tidak mengerti perasaan Raja padanya. Yang Myung balas bertanya kenapa Woon tidak mengerti perasaan temannya. Ia bertanya apa ia akan melaporkan kejadian ini pada Raja. Woon menjawab walaupun ia sedang bertugas, hari ini ia datang sebagai seorang teman.
Wol dibawa ke suatu tempat oleh penjaga yang memakai baju biru. Wol mengenali tempat itu. Ia dibawa kembali ke istana. Professor datang menghampirinya.
Flashback
Profesor itu berkata pada Ibu Suri kalau mereka memerlukan seorang peramal untuk menyerap roh jahat itu ke dalam tubuhnya. Ibu Suri bertanya apa itu bisa dilakukan. Profesor itu membenarkan. Ibu Suri bertanya lagi, apa suara tangisan itu akan hilang. Profesor memberitahunya kalau ini hal yang berbahaya. Ibu Suri ingin tahu apa peramal yang menyerap roh jahat itu akan meninggal. Profesor berkata jika kekuatan hantu itu terlalu kuat, maka peramal itu akan gila, lebih buruknya, ia bisa mati. Ibu Suri tersenyum dan berkata kalau mereka punya peramal yang tepat.
Wol dipaksa masuk ke dalam sebuah kamar. Profesor itu menyuruhnya untuk diam disana dan besok ia akan menjemputnya. Ia kemudian mengunci kamar itu dan menaruh perabotan didepan pintu, kemudian menggemboknya. Profesor itu juga meletakkan jimat berwarna kuning di depan pintu.
Profesor menjelaskan apa yang akan ia lakukan pada Ibu Suri. Ibu suri memintanya jangan sampai orang lain tahu, apalagi Raja. Ia mengatakan kalau Wol adalah kartu trumpnya dan Wol bisa mereka gunakan lagi nantinya.
Wol mencoba keluar dan kemudian melihat sekeliling kamar itu. Ada banyak jimat kuning yang tertempel didinding. Ia melihat baju merah tergeletak di tempat tidur. Ia ingat kalau peramal yang lain pernah berkata kalau ada suara tangisan karena Putri Mahkota tinggal disana. Ia juga ingat kalau ia pernah bertanya pada Hwon , apakah ia pernah menangis disana. Ia pun tersadar kalau roh yang harus ditenangkannya adalah cinta pertama Hwon.
Di halaman istana, sedang dipersiapkan suatu upacara. Kepala penjaga menyuruh anak buahnya untuk waspada, kemudian ia bertanya-tanya kemana Kyu Tae pergi.
Kepala penjaga itu akhirnya menemukan Kyu Tae sedang memeluk sebuah mayat. Kepala penjaga itu berkata apakah Kyu Tae sudah gila. Kyu Tae bertanya, jika seseorang sudah mati, jika kau memeluknya dalam waktu yang lama, apa badan mereka tetap hangat. Kepala penjaga itu heran, bagaimana itu bisa terjadi. Jika badannya masih hangat, maka orang itu belum mati.
Kyu Tae melaporkan hasil penyelidikannya pada Hwon. Yeon Woo meninggal karena penyakit yang tidak dikenal, dibadannya tidak terdapat tanda kalau ia diracuni. Kyu Tae menambahkan kalau sangatlah aneh jika badan orang yang sudah meninggal tetap hangat. Hyung Sun masuk ke dalam dan Hwon terlihat curiga.
Wol sedang tidur di dekat tempat tidur. Ia terbangun. Yeon Woo kecil duduk memunggunginya. Wol: “Kau sudah datang.”
Hwon berganti pakaian dan bertanya pada salah seorang professor apa semuanya sudah siap. Professor itu membenarkan.
Mereka sedang mengadakan ritual karena akan terjadi gerhana. Hwon berlutut di halaman istana dan mendongak memandang langit.
Wol: “Apa yang terjadi padamu, kenapa kau sangat sedih? Apa karena kau merindukan Raja? Katakan padaku, aku akan mendengarkanmu. Aku juga akan menangis bersamamu. Tolong, katakan apa yang telah terjadi.” Dengan perlahan, Yeon Woo muda berbalik, memandang Wol dan tersenyum. Wol terlihat sangat shock.
Hwon masih berlutut. Drum pun mulai dibunyikan dan gerhana mulai terjadi.
Wol tidak bisa bernapas dan merangkak di lantai, sama seperti malam ketika Yeon Woo diserang oleh asap hitam.
Suara Nok Young terdengar, “Ketika matahari dan bulan bertemu. Semua akan kembali ke tempatnya.” Hwon mengingat ketika ia mencengkeram dadanya.
Wol berkeringat dan mendengar suara Nok Young kalau penyakitnya karena kekuatan mistis, juga ketika ia terbangun didalam peti matinya serta ketika ayahnya membangunkannya dan memintanya untuk minum obat. Ia teringat ketika ayahnya memanggil namanya dan ibunya menangis ketika ia meninggal. Wol duduk dan mulai menagis, ingatannya mulai kembali. Wol, “Ayah….Ibu…ibu….”
Ia kemudian teringat ketika Hwon bertanya, “Apakah kau dulu pernah bertemu denganku? Apa kau benar-benar tidak mengingatku?” Ia juga teringat ketika mereka pertama kali bertemu dan ketika Hwon menjenguknya, “Apa kau mengenaliku. Apa kau tidak mengingatku? Itu tak masalah asalkan aku masih mengenalimu.” Ia juga teringat ketika mereka melihat pertunjukkan boneka dan Hwon berkata, “Tolong katakan pada gadis itu, Aku sangat-sangat menyukainya. Wol menangis dan memukul dadanya. Ia juga mulai berteriak penuh penderitaan.
Gerhana masih terjadi dan Hwon tiba-tiba berpikir kalau semuanya mungkin. Kalau mereka menggunakan ilmu hitam pada Yeon Woo.
Nok Young membersihkan kuburan A Ri, “Sekarang penderitaan yang lain dimulai. Tolong lindungi mereka.”
Hwon masuk kedalam kamarnya, ia meminta supaya Kepala peramal istana dibawa ke hadapannya secara rahasia. Hwon bertanya-tanya apakah mungkin membunuh seseorang dengan menggunakan obat itu. Hwon berpikir kalau Nok Young tahu jawabannya.
Profesor itu pergi ke kamar dimana Wol dikunci. Wol terlihat duduk dengan bahu membungkuk. Ia menyuruh seorang penjaga untuk memastikan apakah Wol masih hidup atau sudah mati.
Penjaga itu menyentuh bahu Wol dan Wol pun mendongak. Profesoor bertanya apakah ia sudah melakukan tugasnya untuk menenangkan roh itu. Wol: “Ya, gadis itu tidak akan menangis lagi.”

Ibu Suri dan Hwon berbicara tentang teh. Hwon pura-pura tersenyum dihadapannya. Ibu Suri berkata kalau teh itu bisa membuat badannya hangat. Hwon berkata kalau teh itu mirip dengan neneknya. Ia berkata kalau Ibu Suri sudah banyak membantunya. Ibu Suri memastikan kalau ia mengingatkan Hwon berhutang padanya. Hwon membenarkan. Ibu Suri kemudian berkata kalau ia menginginkan sesuatu, maka Hwon harus mendengarkannya
.
Para menteri bertemu dengan Hwon. Mereka memberitahu Raja tentang gerhana yang akan datang, juga upacara yang akan dilaksanakan di halaman istana. Mereka menyarankan pada raja untuk berhati-hati karena gerhana adalah peristiwa besar dari surga.
Hwon setuju untuk berhati-hati. Para Menteri juga memnginformasikan kalau Wol akan dikirim ke Seohwalinseo sehari sebelum gerhana dan Yang Myung juga harus dihukum secara terpisah. Hwon menjadi marah karena Yang Myung sudah dinyatakan tidak bersalah, kenapa ia tetap dihukumMereka berkata kalau Menteri Perang sudah mengirim orang agar Yang Myung tidak keluar dari rumahnya.
Penjaga menahan Yang Myung yang ingin keluar, Yang Myung pun bertanya kenapa mereka melakukan ini, “Apa kau ingin mati?” Mereka memberitahunya kalau ini perintah kerajaan, ia dilarang keluar dari rumahnya.
Yang Myung menjadi marah dan tidak percaya Hwon melakukan ini padanya.
Para menteri sedang minum-minum. Mereka sangat senang karena akhirnya bisa menjinakkan Hwon. Salah satu menteri berkata kalau ia tidak bisa melupakan gadis yang berbicara padanya (Wol) dan bertanya-tanya apakah ada cara yang bisa membuatnya mendapatkan gadis itu.
Wol berada dalam selnya dan mendongak untuk melihat Hwon. Ia kemudian memalingkan mukanya. Hwon melihat tanda yang di jahit Wol di bajunya. Wol bertanya kenapa Hwon masuk ke tempat yang seperti ini. Hwon: “Aku datang karena aku ingin bertanya satu hal dan aku ingin satu jawaban. Kau ingin menjawab dulu atau mendengarkan jawabanku. ” Wol menjawab bagaimana ia berani memilih dulu.
Hwon: “Ketika aku bilang padamu - sampai aku tidak bingung lagi, sampai aku tahu perasaan apa ini, jangan pergi dariku -, apa kau ingat perintah itu?” Wol berkata kalau ia mengingatnya.
Hwon: “Sekarang aku sudah menemukan jawabannya. Apa yang kau katakan benar. Aku tidak melihatmu. Melalui dirimu, aku melihat gadis itu. Sekarang kau bisa pergi jauh dariku.” Wol berkata kalau ia akan melakukannya.
Hwon: “Sekarang, apa kau akan menjawabku. Apa kau ingin mengatakan sesuatu untuk terakhir kalinya?” Wol berkata kalau ia tidak ingin mengatakan apa-apa. Hwon berkata kalau ia boleh mengeluarkan kemarahannya, tapi Wol tidak marah padanya.
Hwon berjalan keluar dan menangis, saat Woon mendekatinya. Hwon bersandar padanya dan terus menangis. Hwon: “ Ia mengatakan kata-kata yang menghibur padaku, tapi aku tidak bisa mengatakan satu kata yang lembut untuknya….”
Woon: “Bukankah Yang Mulia melindunginya dengan cara Yang Mulia sendiri?
Hwon: “Aku memberinya luka yang sangat besar. Jadi apa kau pikir aku melindunginya?” Woon memegang tangan Hwon untuk menenangkannya.
Wol berkata pada dirinya sendiri kalau ia harus bisa melewati semuanya dan berharap Hwon punya hati yang kuat.
Menteri Yoon terus berpikir kalau ia pernah melihat Wol disuatu tempat sebelumnya. Ia ingat bagaimana Wol berbicara padanya. Ia kemudian teringat pada perkataan A Ri, “Kau pikir kalau ini akan bisa menyingkirkanku, tapi kau salah. Bulan di langit melihatmu dan sinar bulan akan mengakhiri hidupmu.”
Bo Kyung sedang bersiap untuk tidur. Tiba-tiba ia mendengar suara tangisan dari Bangunan Bulan tersembunyi dan menjadi sedikit takut. Dayangnya bertanya kenapa Bo Kyung jadi seperti ini. Bo Kyung melihat ke kaca dan melihat wajah Yeon Woo muda disana, ia pun sangat ketakutan dan langsung menutup kaca itu.
Ibu Suri juga mendengar suara tangisan. Ia bertanya apa dayangnya mendengar suara tangisan. Dayangnya menjawab kalau ia tidak mendengar apapun. Ibu Suri berkata kalau ia mendengar suara tangisan dari kamar itu.
Nok Young sedang berjalan dan merasakan sesuatu. Ia memandang langit dengan ketakutan. Ia paham kalau langit berusaha menghubungkan hubungan yang akan dirusaknya. Ia merasakan berkumpulnya “angin berdarah yang sedang marah” dan tidak ada seorangpun yang dapat menghindarinya.
Min Hwa menangis di kamarnya. Ia merasa ketakutan dan teringat bagaimana dokter itu memberitahu ibu Yeom kalau seseorang datang dan menanyakan tentang Yeon Woo. Min Hwa teringat ketika ia masih kecil dan melihat ritual itu. (bengawanseoul.com)Ia teringat kata-kata neneknya yang memanipulasinya sehingga ia berpikir, Yeon Woo meninggal karena dirinya.
Min Hwa dibangunkan oleh dayangnya yang kemudian memberitahu kalau suaminya tiba-tiba pulang. Min Hwa bertanya dimana Yeom. Dayangnya meminta agar Min Hwa tidak pergi, tapi Min Hwa tidak mendengarkannya.
Min Hwa pergi ke kamar Yeom saat Yeom sedang berganti pakaian dan memeluknya dari belakang. Min Hwa bertanya kenapa setelah pulang ke rumah ia tidak langsung menemuinya. Yeom berkata kalau ia ingin membersihkan diri dulu.Min Hwa berkata kalau ia sangat merindukan Yeom. Yeom pun berbalik dan memeluknya.
Ibu Suri memberitahu professor kalau ia mendengar suara tangisan. Profesor itu berkata kalau hal itu terjadi karena gerhana yang akan datang, orang yang lemah akan merasa gelisah dan bertanya apakah Ibu Suri mendengarnya. Ibu Suri membantah.
Ia menyarankan agar Ibu Suri menyuruh Nok Young untuk mengatasinya, tapi Ibu suri tidak menginginkannya. Ia meminta agar professor yang menanganinya sendiri. Ia menyarankan upacara peringatan untuk menghibur roh yang biasanya dilakukan oleh pihak Seongsucheong dan Ibu Suri merasa enggan. Ibu Suri bertanya apa ada jalan lain dan professor itu membenarkan. Ia bertanya apa itu, tapi professor itu tidak mengatakannya.
Janshil dan Seol mencoba masuk ke dalam penjara bersama Nok Young, tapi penjaga menahan mereka. Janshil memohon dengan manis supaya penjaga membiarkan mereka masuk dan penjaga itu berkata kalau mereka tidak boleh membiarkan mereka masuk. Nok Young memberi Seol uang yang kemudian diberikannya pada penjaga sebagi suapan. Mereka membiarkan Nok Young masuk. Nok Young menyuruh Seol untuk membawa Janshil pergi, tapi Seol juga ingin menemui Wol, jadi Nok Young menyuruhnya untuk mendengarkan perintahnya.
Nok Young pergi menemui Wol. Nok Young melihat darah yang membasahi baju Wol dan melihat tanda yang dijahitnya di bajunya. Nok Young memanggil Wol dengan sebutan Agi (Agassi = nona) dan menanyakan keadaan badannya, apakah ia bisa bertahan. Wol minta maaf karena ia sudah membuatnya repot. Nok Young, Janshil dan Seol pasti mengkhawatirkannya. Nok Young heran, kenapa ia selalu mengkhawatirkan orang lain.
Nok Young bercerita kalau dulu ia punya seorang teman dekat (A Ri). Di tempat ini ia terakhir kali melihatnya. Juga, permintaan terakhirnya adalah untuk melindungi Wol menggantikannya. Apapun yang terjadi. Wol , “Apakah orang itu adalah ibuku?”
Nok Young menggelengkan kepalanya, Tidak. Tapi ia berpikiran pendek sehingga usahanya untuk melindungi Wol malah membuatnya terjerumus dalam bahaya.Wol berkata kalau Nok Young selalu melindunginya. Ketika orangtuanya membuangnya, Nok Young menyelamatkannya dan membesarkannya dengan baik serta merawatnya. Ia bertanya apa Nok Young ingat ketika ia berkata kalau ia tidak mau menjadi seorang peramal dan akan bunuh diri. Nok Young memberitahunya jika Tuhan yang memilihnya, pasti ada alasannya. Bahkan jika ada siksaan maupun penderitaan, itu akan memberinya kemampuan untuk bertahan. Sejak saat itu ia mulai berpikir, tidak ada kesengsaraan tidak berarti. Walaupun rasa sakit yang dideritanya sekarang, pasti juga mempunyai alasan kenapa ia harus merasakannya. Nok Young melepaskan mantelnya dan membungkuk. Ia memberi hormat pada Wol dengan formal.
Seol dan Janshil kembali ke Seongsucheong. Beberapa gadis peramal sedang membicarakan Wol. Mereka berkata kalau Wol lebih baik mati, karena ia akan diusir. Seol menjadi marah dan mengancam akan melukai mereka dengan pedangnya, jika mereka membicarakan Wol lagi.
Nok Young memberitahu Wol kalau ia harus menghadapi penderitaan di masa depan, tapi hanya dirinya sendiri yang tahu apa yang harus dilindungi dan harus dibuang, “Tapi jangan mencari jawaban dari luar, carilah di dalam dirimu.”
Wol tidak mengerti dan meminta Nok Young untuk menjelaskannya. Nok Young berkata seberapa kuat Wol, bagaimana Wol akan menang. Ia hanya harus percaya pada dirinya sendiri, kebijaksanaannya yang akan membantunya. Nok Young menambahkan dalam hati,”Satu hal lagi, jangan memaafkanku.”
Nok Young kembali ke Seongsucheong. (bengawanseoul.com)Seol bertanya apa Nok Young akan meninggalkan Wol seperti itu. Seol sudah mempercayainya dan mengikuti semua perintahnya. Seol sangat marah karena Wol akan dibuang ke Seohwalinseo (tempat untuk pasien yang mempunyai penyakit menular) dan ia tidak bisa melindunginya lagi.
Nok Young berkata walaupun semua diselimuti kegelapan, tidak ada yang bisa menahan sinar bulan. Jadi mereka tidak bisa melakukan apapun kecuali menunggu bulan akan bersinar. Kebenaran akan muncul pada waktunya dan semuanya tergantung pada Wol.
Hyung Sun sedang berbicara dengan penuh simpati pada Hwon yang terlihat lemah. Hyung Sun menawarkan untuk membuatkannya boneka salju lagi, “Tapi ini untuk yang terakhir kali, karena ketika musim semi datang salju akan mencair dan hilang. Aku akan mengumpulkan salju terbersih, jadi aku akan membuat boneka salju untuk terakhir kalinya.” Hwon tersenyum padanya dan terlihat berterimakasih.
Wol dibawa pergi ke Seohwalinseo. Hwon dan Woon memakai pakaian bangsawan dan memandangnya. Ketika Wol menengok, mereka langsung bersembunyi.
Bo Kyung berteriak pada dayangnya. Dayangnya memberitahu kalau malam sebelumnya, Hwon pergi ke penjara bersama Woon. Bo Kyung berpikir kalau Hwon melakukan itu tidak untuk menyelamatkan Wol. Ia menjadi marah karena membiarkan Wol hidup. Ketika ia melihat kaca, ia melihat wajah Yeon Woo lagi yang membuatnya sangat ketakutan. Ia pun segera melemparnya dengan barang-barang sampai kaca itu pecah dan melukai tangannya. Dayangnya segera memanggil dokter. Hwon datang mengunjunginya.
Ketika dokter datang, Hwon pun bertanya kenapa ia ada disini. Dokter melapor kalau tangan Bo Kyung terluka.
Bo Kyung gemetar dengan tangan yang berlumuran darah. Ia berteriak supaya dayangnya tidak membiarkan seorangpun masuk, tapi Hwon tetap masuk. Ia melihat tangan Bo Kyung yang berdarah dan pecahan kaca yang berserakan. Ia meminta perban. Hwon berjalan mendekati Bo Kyung yang memalingkan mukanya dengan marah. Hwon meraih tangannya dan mulai membalutnya.
Bo Kyung: “Kau pikir hanya dirimu yang merasa menderita karena cinta pertamamu, bagaimana dengan cinta pertamaku. Kau adalah cinta pertamaku. Kau tahu bagaimana sakitnya, lebih dari yang lain ketika kau kehilangan cinta pertamamu. Bagaimana kau bisa sekejam ini?” Bo Kyung menangis dan Hwon memeluknya.
Hwon: “Terlalu banyak orang yang sedih serta menderita, aku, kamu, kakakku dan gadis itu.”
Wol berjalan di jalanan kota, orang-orang mulai melemparinya dengan batu.Ibunya juga sedang berada di tempat itu. Ia melihat Wol dan langsung mengenalinya. Ibu berusaha meraih Wol dan memanggil namanya, “Yeon Woo! Yeon Woo Ya !” Pelayannya langsung menghentikannya. Wol menengok kebelakang dan ibunya terjatuh ke tanah sehingga ia tidak melihatnya. Ibunya menangis tidak terkontrol.
Penjaga memberitahu Wol untuk mengikuti penjaga yang memakai baju biru. Wol jadi curiga dan bertanya apa mereka tidak mengantarnya ke Seohwalinseo, kemana mereka akan membawanya.
Yang Myung diberitahu oleh pembantunya kalau Wol dibawa ke tempat lain. Pembantunya berpikir kalau Wol bertemu dengan perampok. Yang Myung pun langsung keluar, ia ingin mencari Wol.
Woon menunggu diluar. Yang Myung bertanya apa yang dilakukan Woon disini. Woon berkata kalau Yang Myung tidak boleh pergi dan memintanya untuk kembali masuk ke dalam. Yang Myung bertanya apakah Woon datang sebagai temannya atau karena perintah Raja. Yang Myung menarik pedangnya dan bertanya apakah Woon takut ia akan mengayunkan pedangnya kearah yang salah. Woon adalah penjaga yang melindungi Raja.
Yang Myung: “Apa yang akan kau lakukan, menunggu sampai perintah diturunkan?” Mereka pun berkelahi.
Woon: “ Sangat berbahaya jika memegang pedang dalam keadaan marah. Tapi akan lebih berbahaya jika memegangnya karena cinta.” Mereka kembali berkelahi. Woon berhasil menjatuhkan pedang Yang Myung. Woon bertanya: “Kau marah pada siapa?” Yang Myung menjawab dan terlihat sedih: “Jika aku tahu, aku tidak akan bertindak seperti orang gila.”
Woon berkata apa Yang Myung juga tidak mengerti perasaan Raja padanya. Yang Myung balas bertanya kenapa Woon tidak mengerti perasaan temannya. Ia bertanya apa ia akan melaporkan kejadian ini pada Raja. Woon menjawab walaupun ia sedang bertugas, hari ini ia datang sebagai seorang teman.
Wol dibawa ke suatu tempat oleh penjaga yang memakai baju biru. Wol mengenali tempat itu. Ia dibawa kembali ke istana. Professor datang menghampirinya.
Flashback
Profesor itu berkata pada Ibu Suri kalau mereka memerlukan seorang peramal untuk menyerap roh jahat itu ke dalam tubuhnya. Ibu Suri bertanya apa itu bisa dilakukan. Profesor itu membenarkan. Ibu Suri bertanya lagi, apa suara tangisan itu akan hilang. Profesor memberitahunya kalau ini hal yang berbahaya. Ibu Suri ingin tahu apa peramal yang menyerap roh jahat itu akan meninggal. Profesor berkata jika kekuatan hantu itu terlalu kuat, maka peramal itu akan gila, lebih buruknya, ia bisa mati. Ibu Suri tersenyum dan berkata kalau mereka punya peramal yang tepat.
Wol dipaksa masuk ke dalam sebuah kamar. Profesor itu menyuruhnya untuk diam disana dan besok ia akan menjemputnya. Ia kemudian mengunci kamar itu dan menaruh perabotan didepan pintu, kemudian menggemboknya. Profesor itu juga meletakkan jimat berwarna kuning di depan pintu.
Profesor menjelaskan apa yang akan ia lakukan pada Ibu Suri. Ibu suri memintanya jangan sampai orang lain tahu, apalagi Raja. Ia mengatakan kalau Wol adalah kartu trumpnya dan Wol bisa mereka gunakan lagi nantinya.
Wol mencoba keluar dan kemudian melihat sekeliling kamar itu. Ada banyak jimat kuning yang tertempel didinding. Ia melihat baju merah tergeletak di tempat tidur. Ia ingat kalau peramal yang lain pernah berkata kalau ada suara tangisan karena Putri Mahkota tinggal disana. Ia juga ingat kalau ia pernah bertanya pada Hwon , apakah ia pernah menangis disana. Ia pun tersadar kalau roh yang harus ditenangkannya adalah cinta pertama Hwon.
Di halaman istana, sedang dipersiapkan suatu upacara. Kepala penjaga menyuruh anak buahnya untuk waspada, kemudian ia bertanya-tanya kemana Kyu Tae pergi.
Kepala penjaga itu akhirnya menemukan Kyu Tae sedang memeluk sebuah mayat. Kepala penjaga itu berkata apakah Kyu Tae sudah gila. Kyu Tae bertanya, jika seseorang sudah mati, jika kau memeluknya dalam waktu yang lama, apa badan mereka tetap hangat. Kepala penjaga itu heran, bagaimana itu bisa terjadi. Jika badannya masih hangat, maka orang itu belum mati.
Kyu Tae melaporkan hasil penyelidikannya pada Hwon. Yeon Woo meninggal karena penyakit yang tidak dikenal, dibadannya tidak terdapat tanda kalau ia diracuni. Kyu Tae menambahkan kalau sangatlah aneh jika badan orang yang sudah meninggal tetap hangat. Hyung Sun masuk ke dalam dan Hwon terlihat curiga.
Wol sedang tidur di dekat tempat tidur. Ia terbangun. Yeon Woo kecil duduk memunggunginya. Wol: “Kau sudah datang.”
Hwon berganti pakaian dan bertanya pada salah seorang professor apa semuanya sudah siap. Professor itu membenarkan.
Mereka sedang mengadakan ritual karena akan terjadi gerhana. Hwon berlutut di halaman istana dan mendongak memandang langit.
Wol: “Apa yang terjadi padamu, kenapa kau sangat sedih? Apa karena kau merindukan Raja? Katakan padaku, aku akan mendengarkanmu. Aku juga akan menangis bersamamu. Tolong, katakan apa yang telah terjadi.” Dengan perlahan, Yeon Woo muda berbalik, memandang Wol dan tersenyum. Wol terlihat sangat shock.
Hwon masih berlutut. Drum pun mulai dibunyikan dan gerhana mulai terjadi.
Wol tidak bisa bernapas dan merangkak di lantai, sama seperti malam ketika Yeon Woo diserang oleh asap hitam.
Suara Nok Young terdengar, “Ketika matahari dan bulan bertemu. Semua akan kembali ke tempatnya.” Hwon mengingat ketika ia mencengkeram dadanya.
Wol berkeringat dan mendengar suara Nok Young kalau penyakitnya karena kekuatan mistis, juga ketika ia terbangun didalam peti matinya serta ketika ayahnya membangunkannya dan memintanya untuk minum obat. Ia teringat ketika ayahnya memanggil namanya dan ibunya menangis ketika ia meninggal. Wol duduk dan mulai menagis, ingatannya mulai kembali. Wol, “Ayah….Ibu…ibu….”
Ia kemudian teringat ketika Hwon bertanya, “Apakah kau dulu pernah bertemu denganku? Apa kau benar-benar tidak mengingatku?” Ia juga teringat ketika mereka pertama kali bertemu dan ketika Hwon menjenguknya, “Apa kau mengenaliku. Apa kau tidak mengingatku? Itu tak masalah asalkan aku masih mengenalimu.” Ia juga teringat ketika mereka melihat pertunjukkan boneka dan Hwon berkata, “Tolong katakan pada gadis itu, Aku sangat-sangat menyukainya. Wol menangis dan memukul dadanya. Ia juga mulai berteriak penuh penderitaan.
Gerhana masih terjadi dan Hwon tiba-tiba berpikir kalau semuanya mungkin. Kalau mereka menggunakan ilmu hitam pada Yeon Woo.
Nok Young membersihkan kuburan A Ri, “Sekarang penderitaan yang lain dimulai. Tolong lindungi mereka.”
Hwon masuk kedalam kamarnya, ia meminta supaya Kepala peramal istana dibawa ke hadapannya secara rahasia. Hwon bertanya-tanya apakah mungkin membunuh seseorang dengan menggunakan obat itu. Hwon berpikir kalau Nok Young tahu jawabannya.
Profesor itu pergi ke kamar dimana Wol dikunci. Wol terlihat duduk dengan bahu membungkuk. Ia menyuruh seorang penjaga untuk memastikan apakah Wol masih hidup atau sudah mati.
Penjaga itu menyentuh bahu Wol dan Wol pun mendongak. Profesoor bertanya apakah ia sudah melakukan tugasnya untuk menenangkan roh itu. Wol: “Ya, gadis itu tidak akan menangis lagi.”
Press Esc to close
Tidak ada komentar:
Posting Komentar