Yang Myung dan Hwon saling berhadapan mengarahkan pedang ke satu sama lain dengan dikelilingi oleh para pemberontak. Flashback, Menteri Yoon menginginkan agar Yang Myung menjadi orang yang membunuh Hwon untuk meyakinkan semua orang akan ketetapan hatinya dan menambah kepercayaan diri para prajurit. Ia menambahkan kalau Joseon dibangun dengan pertumpahan darah antar keluarga kerajaan. Yang Myung setuju.
Sekarang Menteri Yoon berteriak pada Yang Myung untuk membunuh Hwon tanpa ragu. Tapi keduanya tetap membeku ketika semua orang melihat mereka, menunggu Yang Myung untuk bergerak.
Flashback ketika Hwon menyuruh Yang Myung untuk membunuhnya. Yang Myung berkata kalau ia punya kesempatan lain, yaitu ketika hari pemberontakan tiba. Bukankah Hwon ingin tahu apa yang akan ia lakukan pada saat itu? Kata-kata Yang Myung terdengar samar, tapi sekarang itu masuk akal. Itu adalah tes untuk meyakinkan bagaimana Yang Myung akan bertindak saat ia menantang hidup Hwon di saat yang lain.
Kedua bersaudara itu tahu kalau Yang Myung tidak akan menyakiti Hwon.
Sekarang, Yang Myung mengangkat pedangnya dan meneriakkan teriakan peperangan….kemudian berputar dan menyerang salah satu menteri yang memberontak. Tindakannya memberi Hwon kesempatan untuk berlari dengan aman bersama Yang Myung.
Flashback lagi menunjukkan kalau semua ini adalah rencana Hwon yang sudah mengira kalau Yang Myung akan didekati oleh para pemberontak dan memberikannya instruksi untuk mengikuti plot yang dibuat oleh mereka. Semua adalah ide Hwon untuk menghancurkan para pemberontak dalam sekali pukulan demi keamanan bangsa dan khususnya Yeon Woo.
Menteri Yoon mengambil alih kepemimpinan karena pihak mereka menang jumlah. Tapi tiba-tiba ada serombongan prajurit yang sudah menunggu sejenak untuk menangkap para pemberontak.
Prajurit Raja menutup gerbang untuk memastikan kalau pertempuran itu hanya terbatas pada halaman kecil tersebut. Hwon meneriakkan kalau perburuan dimulai.
Peperangan pun dimulai dengan Woon dan Yang Myung yang turut berperang. Menteri Yoon memerintahkan prajuritnya untuk membunuh Raja dan Yang Myung.
Tanpa perlu diberitahu, Bo Kyung sudah tahu kalau ayah dan suaminya sedang berperang. Siapapun yang menang, ia tetap rugi. Ia berjalan dengan sedih melewati istana yang kosong sambil menyeret sebuah kain putih, ia tahu kalau ia segera diturunkan dari posisinya. Ia berpikir dengan sedih, “Sejak hari pertama aku melihatmu, yang ku inginkan hanyalah satu: Hatimu.”
Ia tiba ditempat yang ditujunya dan mulai mengikat kain yang dibawanya ke sebuah pohon. Ia sudah memutuskan kalau ia akan mati sebagai seorang Ratu, masih menjadi istri Hwon, sebelum orang-orang menurunkan posisinya.
Satu demi satu menteri yang memberontak meninggal. Yang Myung mengumumkan kalau ia punya daftar nama pemberontak, “Ambilah dariku jika kau bisa.”
Sekarang hanya Menteri Yoon yang masih hidup dan ia melihat bawahannya tergeletak disekelilingnya. Sekarang giliran Hwon yang mengangkat senjatanya. Ia menembakkan panahnya dan mengenai kaki Menteri Yoon. Luka Menteri Yoon tidak parah dan ia mencoba menyerang Raja. Yang Myung langsung membunuhnya. Yang Myung dan Hwon tersenyum lega karena semua sudah selesai.
Hanya saja, masih ada satu pemberontak yang bisa berdiri dibelakang Yang Myung. Hwon melihatnya dan langsung berteriak memperingatkan Yang Myung saat pemberontak itu mengambil sebuah tombak.
Yang Myung melihat pemberontak yang mengumpulkan tenaga untuk menyerang….dan berbalik membelakangi pemberontak itu.
Ia berdiri menghadap Raja yang menatapnya dengan ketakutan dan berpikir, “Tolong maafkan pilihan egoiskuku. Langit hanya bisa berisi satu matahari. Sekarang aku tidak akan menyebabkan kekacauan lagi.”
Yang Myung menjatuhkan pedangnya dan menunggu takdirnya.
Tombak itu dilempar dan mengenai perut Yang Myung. Hwon berteriak, “Hyungnim!”
Nok Young dan Janshil memandang langit untuk melihat dua matahari bersatu. Saat dua matahari bertemu, sebuah bulan tertelan, menyimbolkan kematian Bo Kyung. Airmata Janshil mulai menggenang, “Orraboeni.”
Woon memeluk Yang Myung disaat-saat terakhirnya, sedangkan Hwon menangis disisinya. Yang Myung tersenyum untuk terakhir kalinya dan bercanda kalau ia sangat senang berada di pangkuan Woon. Terasa sangat nyaman. Woon menangis dan bertanya kenapa ia melakukan ini. Yang Myung menjawab kalau ia sudah lelah dengan hidupnya yang penuh kebebasan, ia sudah bosan. Ia menyuruh Hwon untuk tidak menangis, “Aku tidak sepenting itu untuk ditangisi.” Ia mengambil buku daftar nama pemberontak dan memberikan pada Hwon.
Yang Myung: “Aku pernah benci padamu karena kau memiliki segalanya. Aku juga pernah berpikir untuk merebut posisimu. Dibandingkan posisi sebagai seorang raja, teman-temanku……adikku….leb
Yang Myung memandang langit dan berpikir dalam hati kalau ia akan segera bertemu dengan ayahnya, ia berharap di kehidupan yang akan datang, ayahnya bukan seorang raja tapi sebagai orangtua baginya sehingga ia bisa menunjukkan senyuman seorang anak. Jika ia punya penyesalan, itu karena ibu yang ditinggalkannya. Ia mengingat Yeon Woo kecil dan kemudian meninggal.
Hwon memohon pada kakaknya untuk membuka matanya. Sambil menangis, ia berkata kalau ia hanya menyuruhnya mencari daftar nama, ia tidak menyuruhnya untuk meninggal. Hwon berteriak memanggil kakaknya.
Yeon Woo dibawa ke sebuah rumah dimana ia akan aman dan masuk ke gerbang. Ibunya muncul dari arah lain yang langsung mengenalinya pada pandangan pertama. Yeon Woo langsung menangis dan memastikan kalau ia benar-benar masih hidup.
Mereka saling berpegangan tangan dan menangis yang membuat Yeom keluar untuk mengecek ibunya. Ia terlihat terkejut tapi juga merasa bersalah.
Yeom telah memberitahu ibunya tentang keterlibatan Min Hwa dalam pembunuhan Yeon WooIbu terus menangis, Yeon Woo menyuruhnya untuk beristirahat. Ibu tidak mau karena ia takut kalau Yeon Woo menghilang lagi. Yeon Woo berjanji kalau ia tidak akan pergi kemanapun tanpa ijin ibunya. Ibu bercerita kalau 8 tahun ini Min Hwa sudah menggantikan posisinya dan hidup bersamanya. (bengawanseoul.com)Ia tidak menyangka kalau Min Hwa lah yang bertanggungjawab atas semua hal yang terjadi pada Yeon Woo. Ia bingung karena sekarang Min Hwa mengandung anak Yeom.
Yeon Woo meninggalkan ibunya untuk beristirahat dan mencari Yeom di luar, tapi Yeom menolak untuk melihatnya. Ia mengerti kalau Yeom menyalahkan dirinya dan menyuruhnya untuk tidak melakukan itu. Jika ia melakukannya akan membuatnya menyalahkan dirinya karena tetap bertahan hidup.
Yeom berkata kalau ia sudah berbuat salah padanya dan semuanya adalah kesalahannya.
Yeon Woo memintanya untuk bahagia karena ia ada disini dan masih hidup. Yeom memeluk adiknya, berterimakasih padanya karena bertahan hidup. Yeon Woo juga berterimakasih untuk alasan yang sama.
Ketika mendengar ada suara orang, Min Hwa berkeras kalau ia tidak ingin makan. Ia mengira orang itu adalah dayangnya, tapi ternyata Yeon Woo yang berdiri disana. Yeon Woo bertanya apakah ia berniat untuk mati bersama bayinya.Min Hwa bertanya apakah itu yang di inginkan Yeon Woo. Karena tidak masuk akal baginya jika Yeon Woo menginginkannya hidup. Yeon Woo mengakui kalau Min Hwa sudah menghibur ibunya selama beberapa tahun dan memberi kakaknya seorang anak.
Yeon Woo bersikap baik terhadap Min Hwa, tapi ia kelihatan tidak senang melakukannya. Min Hwa bisa mengerti dan menyuruhnya untuk melepaskan kemarahannya, menjambak rambutnya atau melakukan sesuatu dan paling tidak ia bisa berlutut memohon pengampunan.
Yeon Woo menyahut dengan marah, “Apa kau membutuhkan pengampunanku? Baik, aku akan memberikannya.” Yeon Woo berkata kalau ia melakukannya untuk Yeom dan Hwon yang terluka karena perbuatan Min Hwa dan sudah minta maaf padanya serta menderita karenanya, “Tapi hiduplah. Mohon maaf dan menebus dosamu sendiri. Tidak lewat Raja atau kakakku, tapi dengan dirimu sendiri.”
Min Hwa didera rasa bersalah dan mulai makan, “Terimakasih….karena tetap hidup.” Yeon Woo menjawab, “Beri aku alasan untuk mengatakan hal yang sama.”
Di kuil, Yang Myung terbaring di sebuah ruangan. Selir Park memanggil namanya, mengelusnya dan menyuruhnya bangun. Ia memintanya tidak bercanda dan menakuti ibunya. Ia mulai histeris dan terus memanggil nama putranya. Woon tidak tahan melihatnya dan segera keluar dari ruangan tersebut.
Malam itu, Woon membayangkan Yang Myung datang menemuinya, sehat dan suka bercanda seperti biasa. Woon berbicara padanya, bertanya bagaimana rasanya ada di dunia sana. Yang Myung berkata kalau ia suka karena ia tidak perlu berpura-pura tersenyum lagi atau berpura-pura menikmati minuman atau menjadi bahaya bagi Raja. Yang terpenting, ia bisa mencintai Yeon Woo sebanyak yang ia mau. Ia sangat bahagia disana.
Woon: “Apa kau masih menganggapku sebagai temanmu, bahkan sekarang?” Yang Myung menjawab: “Tentu saja. Di masa depan, kau juga akan jadi temanku.”
Bo Kyung terbaring dengan tenang di kamarnya. Ada bekas tali di lehernya dan semuanya dayangnya menangis.
Hwon datang melihatnya dan menutup matanya, kemudian keluar dari kediaman Ratu dengan hati yang berat. Yeon Woo bertemu dengannya di halaman dan menghiburnya ketika ia menangis.
Hwon memimpin sidang dewan istana dan akan menguraikan jalan untuk pemulihan. Hukuman yang sesuai akan diberikan kepada orang yang bersalah, sedangkan orang yang telah terkena hukuman palsu akan dikembalikan nama baiknya. Pada sidang itu terlihat beberapa tempat duduk kosong yang terlihat mencolok.
Putri Min Hwa juga akan dihukum, statusnya akan dicabut dan dijadikan budak pemerintah setelah ia melahirkan. Yeom juga dianggap bersalah karena telah menikah dengan Min Hwa dan dihukum untuk bercerai dan diturunkan statusnya seperti saat ia belum menikah dengan Min Hwa. Semua tana yang diberikan akan diambil kembali dan ia akan diberi jabatan di pemerintahan.
Nok Young akan dihukum penggal tapi kemudian diberi pengampunan khusus karena telah menyelamatkan hidup Putri Mahkota dan akan meninggalkan Seongsucheong setelah peringatan ritual yang akan datang. Janshil ingin mengikuti Nok Young, tapi Nok Young menyuruhnya untuk tetap tinggal dan menjaga Seongsucheong. Janshil tidak mau karena sekarang ia seorang diri, Seol, Yang Myung sudah meninggal, sedangkan Wol/Yeon Woo susah ditemui.
Nok Young mempertunjukkan tarian ritual untuk orang-orang yang baru saja meninggal, meyakinkan mereka kalau ia akan mengantarkan mereka ke dunia lain.Ia berdoa supaya langit menghapus kejahatan dari tanah ini dan menawarkan tubuhnya sendiri sebagai persembahan untuk mantranya yang terakhir.
Ia berdoa untuk matahari dan bulan supaya mendapatkan kebahagiaan serta cahaya. Kemudian ia terjatuh dan meninggal. Janshil langsung berlari ke arahnya dan menangis.
Yeon Woo dan Hwon menikah. Pada malam pernikahan mereka, Hwon terlihat tidak sabar dan menghentikan dayang istana yang sedang menuangkan anggur dengan sangat lambat. Ia menyuruh mereka pergi.
Dayang itu membantunya untuk melepaskan jubahnya, tapi Hwon menghentikannya dan memperingatkannya, “Ratu bahkan belum menyentuh tubuhku!” Ia berkata kalau Ratu yang akan melayaninya dan menyuruh mereka keluar.
Ia kemudian menyingkirkan meja dan memegang tangan Yeon Woo, kemudian menariknya kearah dirinya kemudian membaliknya ditempat tidur dan ia berada diatasnya. Ia kemudian bertanya, “Siapa dirimu? Siapa dirimu yang sebenarnya?”
Yeon Woo menjawab, “Aku istrimu, ibu negara ini, Heo Yeon Woo.”
Beberapa tahun kemudian…..
Di istana, dua anak laki-laki sedang berlarian di halaman. Yeon Woo duduk bersama kakaknya yang sekarang memakai jubah pegawai pemerintahan. Anak kecil yang tertua adalah putra Yeom, sedangkan yang kecil adalah putra Yeon Woo.
Yeon Woo memberitahu Yeom kalau Min Hwa akan dibebaskan dari hukumannya dan dinaikkan statusnya dari budak menjadi orang biasa. Raja merasa kalau hukuman Min Hwa sudah cukup dan membebaskannya dari perbudakan. Yeom terlihat gelisah mendengar berita ini. Yeon Woo memberitahunya, jika ia tidak mau memaafkan Min Hwa karena rasa bersalahnya pada Yeon Woo, sebaiknya ia menghentikannya. Lagipula, putranya membutuhkan seorang ibu.
Tiba-tiba putra Yeon Woo terjatuh. Yeon Woo segera mendekatinya dan mengecek apakah ia baik-baik saja. Sepupunya terlihat sedih dan iri karena pangeran mendapatkan kasih sayang dari ibunya.
Raja datang dan bergabung dengan mereka. Raja bertanya apa ia senang bermain dengan Ui (putra Yeom)? Pangeran membenarkan, ia kemudianberjalan terhuyung-huyung kearah Woon dengan gembira dan memintanya untuk mengajarinya ilmu pedang.Setelah
Hwon menambahkan kalau pangeran lebih mirip Yang Myung yang lebih senang dengan ilmu beladiri dan rasa sukanya pada Woon. Yeom menjawab kalau Pangeran juga mirip dengan Hwon karena Yang Myung adalah saudaranya.
Saat Yeom meninggalkan istana, ia bertanya pada putranya apakah ia merindukan ibunya. Ui sebetulnya mencoba menyembunyikan perasaannya, tapi kata-kata Yeon Woo membuat Yeom lebih memperhatikannya.
Sekelompok peramal berpapasan dengan mereka dan Janshil mengenali Yeom. Ia kemudian berhenti dan bertanya apakah Yeom mengenal Seol. Ia menjelaskan kalau setiap hari Seol menanyakan pertanyaan yang sama, “Apakah Tuan bahagia? Tuan harus bahagia. Ia harus.” Yeom terlihat termenung memikirkannya.
Malamnya, Yeon Woo berterimakasih karena Hwon mengabulkan permintaannya untuk menaikkan status Min Hwa menjadi rakyat biasa. Ia juga mengejutkan Hwon dan berkata kalau ia telah menyembunyikan hadiah dikamar ini untuknya. Kata hadiah membuat Hwon teringat sesuatu dan Hwon segera bangun dengan gugup dan berkata kalau ia harus melakukan sesuatu. Kepergiannya membuat para dayang bertanya-tanya, biasanya ia sangat suka berada di kamar Yeon Woo dan ia tidak akan meninggalkan kamar itu sebelum ia dipanggil Hyung Sun. Apakah akhirnya ia bosan dengan Ratu? Apakah ia punya wanita lain yang disembunyikannya di dalam kamarnya?
Di dalam kamarnya, Hwon bertanya apa persiapannya sudah selesai. Seorang wanita keluar dari kamar rahasianya. Ternyata wanita itu adalah guru gayageumnya. Ia ada disini untuk mengajari Hwon gayageum karena ia akan melakukan pertunjukkan khusus pada hari ulangtahun Yeon Woo. Hwon membual kalau ia bisa cepat mempelajarinya dan akan belajar dengan cepat. Tapi ternyata ia harus berjuang keras untuk mempelajarinya.
Karena frustasi, ia menyingkirkan gayageumnya dan berkata kalau alat itu rusak. Hyung Sun menawarkan diri untuk mengeceknya, kemudian ia menunjukkan permainan yang sempurna. Hyung Sun berkata kalau masalahnya bukan terletak pada gayageumnya. Hwon heran kenapa Hyung Sun bisa sepintar itu. Hyung Sun menjawab kalau setiap hari ia melihat pelajaran Raja kemudian berlatih di waktu senggangnya. Hwon merengut dan menyuruh Hyung Sun untuk berdiri menghadap dinding.
Yeom dan putranya berjalan sambil bergandengan tangan, mereka tidak melihat Min Hwa yang mengendap-endap di pojok sebuah rumah. Dengan mata tergenang, ia melihat mereka pergi sebelum meneruskan perjalanannya.
Ia kaget ketika melihat Yeom dan putranya berdiri didepannya. Min Hwa menjelaskan kalau Raja sudah mengangkat statusnya menjadi orang biasa, tapi sekarang ia tidak punya tempat yang bisa ditujunya, “’Aku ingin melihatmu untuk terakhir kalinya…..”
Putra Yeom menduga kalau Min Hwa adalah ibunya dan Min Hwa langsung senang. Karena ingin menghormati perasaan Yeom, ia tetap menjaga jarak dan berjanji tidak akan pergi mencari mereka lagi. Ia terus menundukkan kepalanya dan meminta maaf karena sudah mengganggu mereka.
Yeom memandang kepergian Min Hwa dengan berlinang airmata. Ia kemudian berlari ke arahnya dan memeluknya dari belakang. Min Hwa berkata kalau ia pikir Yeom tidak akan pernah memaafkannya. Yeom berkata kalau ia belum bisa memaafkannya, “Tapi sekarang aku ingin bahagia.” Min Hwa memeluk putranya, sedangkan Yeom memeluk mereka berdua.
Raja terus berlatih gayageum di waktu luangnya. Ketika ia bertemu dengan Hong Kyu Tae yang sekarang sudah menjadi menteri, ia berlatih dimejanya yang membuat Kyu Tae heran.
Keseriusan Hwon untuk berlatih membuat Yeon Woo bosan dan kesepian sampai akhirnya ia dibawa ke Istana Bulan Tersembunyi untuk melihat pertunjukkan itu.
Hwon menunggu dengan gayageumnya dan mengucapkan selamat ulangtahun. Ia kemudian memainkan gayageumnya dengan baik, yang membuat Yeon Woo tersentuh. Semua berjalan dengan baik, sampai Hwon memutuskan salah satu senar gayageumnya. Yeon Woo segera berlari kearahnya untuk memeriksa tangannya, hanya saja, suara gayageum tetap terdengar dari tempat lain.
Yeon Woo memandangnya dengan pandangan mencemooh, sedangkan Hwon hanya bisa tertunduk malu. Ia bertanya apakah Yeon Woo kecewa dengan hadiahnya ini. Yeon Woo berkata tidak dan menambahkan kalau ia menikmatinya.
(SWEET.........) |
Hwon menawarkan hadiah lain dan Yeon Woo menggodanya, “Apakah kau akan membuat kelopak bunga berjatuhan dari atap?” Hwon tertawa karena Hyung Sun terlalu tua untuk naik ke atap. Ia punya hadiah yang lebih baik. Ia kemudian mencium Yeon Woo.
Ditempat lain, di dekat mereka, Hyung Sun memainkan gayageumnya dengan penuh perasaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar